Mengisi
liburan puasa ini, saya (yang sudah 2 minggu hibernasi di rumah) dan 3 teman
saya, Luthfi, Didit dan Fatwa, inisiatif jalan – jalan ke Sanggaluri Park.
Sanggaluri Park ini terdiri dari beberapa bagian, antara lain Taman Reptil,
Museum Prestasi, Museum Uang, Museum Wayang dan Artefak juga beberapa arena
bermain untuk anak – anak seperti arena Outbond mini, Trampolin Raksasa, Rumah
Boneka dan Rumah Balon. Sepertinya akan ada penambahan beberapa wahana lagi
yang sedang dibangun, ada Kereta Api Mini, Bukit Teletubies dan mungkin ada
beberapa wahana lagi. Sanggaluri Park ini memang tempat piknik untuk keluarga.
Jadi untuk yang berminat piknik sambil belajar yang agak serius dan advance
pasti nggak terlalu tertarik ke sini. Intinya, konsep yang ditawarkan tempat
ini ‘edicative family fun site’ J Tiketnya terhitung
murah, Rp. 10.000 terhitung untuk pengunjung yang berusia lebih dari 3 tahun.
Sayangnya, karena bulan puasa, pengunjung tempat ini terhitung sedikit. Jadi
ada bebrapa wahana, terutama wahana anak – anak yang tidak beroperasi. Ada
untungnya juga kok, jadi serasa jalan – jalan di taman pribadi, hehehe...
Dari pintu masuk bisa langsung masuk ke arena Taman Reptil.
Jangan khawatir, bagi yang tidak terlalu suka ular atau reptil bisa lewat Jalur
Bebas Ular. Arena Taman Reptil ini ada dua lokasi, indoor dan outdoor. Yang
indoor (mungkin panjangnya sekitar 15m lebih, mungkin) terdiri dari display
binatang reptil dan ular dalam kotak kaca. Ada macam – macam ular dan kadal
yang dipamerkan. Dua kandang kaca terbesar di ruangan ini diletakkan di tengah
berisi ular piton coklat dan ular piton kuning.
Ular piton kuning
ini sepertinya sadar kamera J
Beranjak ke bagian kiri ruangan, terdapat display berbagai
macam serangga. Koleksinya lumayan banyak dan disusun dengan apik.
Salah satu koleksi
kupu – kupu. Cantik ya?
Koleksi kumbang yang
disusun membentuk motif lingkaran. Unik. Tapi merinding juga lama – lama.
Keluar dari bagian indoor, selanjutnya adalah bagian
outdoor. Di bagian ini ada stand di mana pengunjung bisa berfoto dengan ular
dengan menambah biaya Rp. 5.000. Sayangnya, sewaktu saya dan teman – teman
datang, petugas penjaganya sedang cuti karena bulan Ramadhan. Sedikit kecewa
sih, soalnya sudah siap – siap pengin foto bareng ular. Tapi nggak papa deh... Cukup
pegang kura – kura saja.
Kura – kura ini
ngumpet waktu saya ketok cangkangnya.
Ada biawak lagi
mojok sendirian dikandang, kasihan...
Kura – kura ini
pengen saya pelihara di kost!
Di kandang komodo
ini, biasanya pengunjung bebas foto-foto dengan ular.
Tempat selanjutnya adalah Museum Prestasi. Kenapa dinamakan
begitu? Mungkin karena di dalamnya dipajang penghargaan dan prestasi – prestasi
yang diperoleh kabupaten Purbalingga maupun duta – dutanya. Selain itu, tempat
ini juga menyajikan beragam alat – alat sains sederhana. Rata – rata merupakan
alat – alat yang menerapkan ilmu fisika dan matematika. Masuk tempat ini
langsung mengingatkan saya pada laaboratorium Fisika Dasar di kampus J
Parabola Berbisik.
Ada sepasang, saat yang satu dibisiki suara maka pasangannya akan memantulkan
suara yang dapat didengar oleh pengunjung yang mendekatkan telinganya di
lingkaran kecil (lihat foto Luthfi).
Berbagai macam
katrol. Ada katrol tunggal, katrol bebas dan katrol ganda (pelajaran SD). Hayo,
katrol mana yang membutuhkan gaya lebih kecil?
Bandul – bandul ini
menerapkan prinsip resonansi. Jika salah satu bantul diayun, maka lama kelamaan
bandul lain juga ikut berayun.
Replika Perahu
Pinisi
Di depan Museum Prestasi ini ada tugu Harimau dan juga
seekor burung Kakaktua yang pandai bicara. Meskipun cuma ngomong
‘kakaktuaaa...’ -________-
Selanjutnya adalah Museum Uang. Di sini tersimpan uang dari
jaman benggol (uang kuno) sampai uang jaman sekarang. Koleksinya cukup lengkap
lho...
Di sini juga disajikan alat – alat komunikasi temo dulu
seperti telepon kuno dan mesin telegram kuno. Ada juga sepeda milik petugas pos
jaman dulu lengkap dengan tempat surat di bagian belakangnya.
Selain uang kuno, tempat ini juga menyimpan koleksi uang
jaman sekarang dari berbagai negara. Di dindingnya tertempel ulasan – ulasan
mengenai sejarah – sejarah penting uang.
Di setiap kotak
display disediakan lup. Gunanya ya... untuk foto –foto pengunjung, hehehe.
Ini nih, Didit
menggunakan lup untuk tujuan yang baik dan benar. Mengamati detil uang kuno.
Di samping Museum Uang ada outbond arena dan kandang
hewan. Di sini ada burung merak, rusa dan kancil selain burung kakak tua, nuri
dan ayam yang tersebar di berbagai pojok Sanggaluri Park. Outbondnya diperuntukkan untuk anak – anak, jadi orang dewasa dilarang
mencoba. Sayangnya arena ini tutup waktu kami berkunjung.
Beautiful Peacock
Selanjutnya adalah Taman Batu. Jangan dibayangkan kalau
Taman Batu ini terdiri dari batu – batu berbagai jenis seperti kuliah lapangan
Geologi, ya. Taman Batu ini berfungsi sebagai tempat duduk – duduk dan piknik
keluarga yang ingin beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Di
sini cukup sejuk karena ada beberapa pohon yang menaungi. Dari Taman Batu ini,
bisa dilihat sekeliling Sanggaluri Park berupa sawah (bagi yang jarang lihat)
dan kebun buah. Di area tengah yang bisa dilihat dari Taman Batu ini terdapat
beberapa wahana bermain anak. Berurutan dari selatan ada Stasiun Mini, Rumah
Balon, Trampolin Raksasa dan sedang dibangun Bukit Teletubbies. Pasti akan
sangat menyenangkan membawa keponakan – keponakan kecil untuk berkunjung ke
mari J.
Gajah Batu di Taman
Batu
Tujuan selanjutnya adalah Museum Wayang dan Artefak. Di
tengah ruangan terdapat seperangkat gamelan yang dapat dimainkan oleh
pegunjung, gratis. Meskipun gamelannya tidak lengkap, sudah lumayan asik untuk
dimainkan bareng – bareng.
Di sini ada juga dua pasang manekin yang memakai baju
adat Banyumasan. Wah, sebelumnya saya belum pernah lihat baju khas Banyumasan.
Bajunya tidak jauh berbeda dengan pakaian adat daerah lain di Jawa Tengah. Yang
laki – laki memakai semacam beskap dan yang perempuan memakai kebaya. Saya
belum tahu detilnya yang membedakan apa dengan baju adat daerah Jawa Tengah
yang lain atau Jogja sih sebenarnya. Mungkin nanti suatu saat saya berkesempatan
mempelajari lebih jauh.
Gamelan dari bambu
:3
Sesuai namanya, museum ini menampilkan bermacam – macam
wayang. Ada wayang kulit yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau. Wayang pandu
atau wayang dengan tokoh Pramuka. Juga wayang golek. Tidak hanya dari daerah
Banyumas, ada juga wayang dengan corak Tegal maupun Sunda. Di pojok kanan
ruangan terdapat wayang berukuran besar yang dapat digunakan sebagai objek
berfoto pengunjung. Selain wayang, juga ditampilkan berbagai bentuk topeng,
dari tokoh wayang hingga tokoh hantu. Ada hantu wewe gombel, gendruwo dan
lainnnya. Di dinding ruangan ditempel banyak poster yang menjelaskan tentang
wayang, topeng maupun kesenian lainnya. Juga ajakan untuk terus melestarikan
budaya daerah.
Sebelah kiri ruangan digunakan untuk menampilkan
koleksi artefak, terutama yang ditemukan di kabupaten Purbalingga. Kebanyakan
berupa alat – alat serpih (flakes) hingga batu gilingan. Ada juga fosil – fosil
yang ditampilkan di sini. Yang menarik perhatian saya adalah sebongkah kristal
berwarna ungu mirip amethyst. Tapi saya tidak dapat memastikan itu amethyst
atau bukan, hehhe... Sayangnya, karena ruangannya gelap (sepertinya museum ini
memang sedang tidak beroperasi seperti biasa) saya tidak dapat menampilkan foto
artefaknya.
Cepot!!
Sebelah selatan museum Wayang dan Artefak terdapat
mushola yang bebas dimanfaatkan oleh pengunjung. Area selanjutnya adalah arena
Taman Buah. Terdapat deretan pohon – pohon buah naga di sini. Di saat panen,
sepertinya pengunjung boleh ikut memetik buahnya J.
Taman Buah ini lumayan luas dan tertata. Jadi, aman membawa keponakan –
keponakan kecil ikut ke taman buah ini.
Karena musin
kemarau, pohon buah naganya jadi agak kuning.
Sesuai konsepnya
sebagai taman bermain keluarga, disediakan pula playground untuk anak –
anak tepat di samping kantin. Jadi, bisa bermain sambil makan damn melepas
lelah sebelum pulang. Harga makanan di sini cukup terjangkau. Jangan kuatir,
makanan di kantin ini sehat J.
Ada juga stand souvenir di sini. Dan juga benches
untuk duduk santai sambil ngobrol yang tersebar di sekeliling area ini.
Playground Area for
Kids
Bench + angin sepoi
sepoi = ngantuk
Jadi, ini dia salah satu destinasi yang cukup recommended di Purbalingga. Akan lebih
asik kalo main rame – rame sama teman – teman yaa...
Jembatan di Kolam
Koi
Ini yang JatimPark itu bukan ya?
BalasHapusWohoo... Bukan, ini di Purbalingga Jawa Tengah, mas :)
BalasHapus