Saya tengah dalam perjalanan menuju Perpustakaan UPT Unit II
UGM pagi itu. Ada janji dengan teman-teman saya untuk belajar bersama di sana.
Hari itu adalah Ujian Akhir Semester hari kedua, mata kuliahnya Matematika
Kontekstual.
Saya duduk termangu di dalam angkutan umum. Menatap ke depan
pun saya tidak berani. Takut, takut menyakiti hati seseorang. Takut jika
pandangan saya tidak menyenagkan untuk seseorang. Saya memilih menunduk.
Di depan saya, duduk seorang gadis muda. Cantik.
Dan dia, sayang,
tidak memiliki tangan… keduanya..
Gadis itu, dengan bahagia membetulkan letak earphone di
telinganya. Dengan lembut, menggunakan kakinya yang terampil. Kemudian
mengambil uang di tasnya, juga menggunakan kakinya.
Ada sesuatu yang menusuk, jauh… jauh… di dalam hati saya…
Ada syukur, jutaan syukur yang terselip di antara rasa
pedih…
Ya Allah, begitu banyak yang telah Engkau beri pada saya,
dan begitu banyak yang tidak saya syukuri.
Sering lupa bersyukur masih diberi kesempatan untuk hidup,
melihat, mendengar, merasakan, menyentuh, bernafas…
Sering merasa tidak bahagia dengan semua yang sudah
dikaruniakan Allah dalam hidup saya.
Memiliki keluarga yang baik, teman-teman yang baik,
sahabat-sahabat yang baik.
Memiliki guru-guru yang baik, lingkungan yang baik,
kehidupan yang sangat baik.
Kemudian saya merenung, bagaimana jika Allah mengambil salah
satu nikmat-nya yang tidak pernah saya syukuri…
Nikmat yang kelihatannya sepele…
Bahkan jika kuku ibu jari tangan saya diambil, hanya secuil
dari bagian tubuh. Yang tidak sering disebut sebagai ‘organ vital’. Saya tidak
bisa berbuat banyak seperti ketika jari saya berkuku.
Itu kuku, lalu bagaimana dengan yang lain? Telinga? Mata?
Jantung?
Astaghfirullahaladzim…
Subhanallah, Mahasuci Engkau yang telah menciptakan
segalanya dalam proporsi yang sempurna.
Sempurna dan terbaik di mata-Mu untuk kami yang tidak dapat
melihat betapa sempurnanya untuk kami karunia-Mu.
Untuk kami yang selalu meminta lebih, walaupun kami tidak
tahu apakah itu memnag yang terbaik untuk kehidupan kami.
Sekali lagi, saya belajar.
Hiduplah untuk bersyukur, dan bersyukurlah untuk hidup.
0 komentar:
Posting Komentar